Penyembuhan Luka Diabetes Melitus dengan Daun Binahong
Judul: Penyembuhan Luka Diabetes Melitus dengan Daun Binahong
Penulis:
Pariyana, S.K.M., M.Kes., dr. Krisna Murti., Sp.PA., Subsp. HLE (K).,
Prof. Dr. dr. H. Muhammad Totong Kamaluddin, M.Sc., Sp.FK.,
Dr. Iche Andriyani Liberty, S.K.M., M.Kes.
Sinopsis: Penyakit diabetes melitus (DM) ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah akibat adanya gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi di dalam darah menyebabkan penderita DM mengalami penyembuhan luka yang lebih lama dibanding dengan manusia normal. Hal ini karena luka pada kondisi DM termasuk dalam luka kronis akibat perpanjangan fase penyembuhan luka yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Penatalaksanaan diabetes memerlukan perhatian khusus dan biaya yang mahal. Oleh karena itu, berbagai pengobatan alternatif saat ini sedang dikembangkan. Kekayaan sumber daya alam Indonesia, menyediakan berbagai tanaman obat yang sangat bermanfaat dalam pengobatan luka yaitu salah satunya tumbuhan binahong. Binahong dengan nama ilmiah Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan bagian dari famili Basellaceae yang berasal dari Afrika Selatan. Daun bihanong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung beberapa metabolit sekunder, yaitu triterpenoid, saponin, alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, asam oleanolat, protein, ?-sitosterol, asam ursolat, dan asam askorbat. Flavonoid merupakan metabolit sekunder terdapat dalam tumbuhan yang dilaporkan berperan penting secara in vitro dan in vivo termasuk pengobatan luka. Aktivitas farmakologi flavonoid di antaranya adalah sebagai anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-diabetes, dan anti-bakteri. Potensi daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap penyembuhan luka diabetes melitus terbukti dari kepadatan kolagen, angiogenesis, persentase penutupan luka, jumlah makrofag, kadar glukosa darah, dan persentase kontaksi luka.